Jaringan pipa air yang merupakan peninggalan Belanda, berada di Kabupaten Pati dan rencananya akan direvitalisasi. Saluran pipa tersebut berada di dua kecamatan, tepatnya di Kecamatan Juwana dan Trangkil. Biaya yang diperlukan untuk melakukan revitalisasipun tidak sedikit, butuh Rp. 22,2 Milyar. Maka dari itu, pemerintah setempat mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat.
Namun sepertinya, pengajuan yang dilakukan sejak 2014 itu belum mendapat realisasi sesuai dengan apa yang diharapkan. Wakil Bupati Kabupaten Pati yaitu Saiful Arifin telah menuturkan masalah ini, beliau mengatakan telah melakukan pengajuan sejak 2014 lalu. Hal itu disampaikan dalam forum rapat paripurna di gedung DPRD Kabupaten Pati, pada Rabu (21/08/2019).
Pernyataan Saiful Arifin tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan sebelumnya, pertanyaan yang diajukan oleh fraksi Gerindra melalui juru bicaranya, Laila Noor yang dilakukan pada rapat paripurna sebelumnya. Jawaban tersebut dilontarkan Arifin saat membacakan dokumen jawaban Bupati atas pandangan umum dari fraksi terhadap DPRD Raperda, mengenai perubahan pada APBD Kabupaten Pati 2019.
Bupati Pati Menegaskan Telah Melakukan Pengajuan Untuk Revitalisasi
“Sampai saat ini, kami sudah menindak lanjuti dengan mengusulkan kembali permohonan bantuan tersebut”, ujar bupati yang akrab disapa Safin ini. Pak Safin juga menegaskan, bahwa rencana ini telah masuk ke daftar Rekapitulasi hasil sinkronisasi san Alokasi Dana Anggaran Khusus (DAK) tahun 2020. Jadi, kemungkinan 2020 anggaran revitalisasi sudah di alokasikan.
Maka dari itu, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai jaringan pipa di Kabupaten Pati. Karena daerah tersebut bukan merupakan daerah tertinggal atau tidak terurus, pemerintah terus melakukan upaya agar perbaikan segera dilakukan. Terlebih lagi jaringan pipa tersebut merupakan peninggalan Belanda, yang berharga karena memiliki nilai sejarah, pemerintah tidak membiarkannya begitu saja.
Diketahui, pada rapat paripurna yang dilakukan pada Rabu (21/08/2019) lalu. Pihak fraksi partai Gerindra melakukan penilaian, terhadap kondisi jaringan pipa yang berada di Kecamatan Trangkil ke Juwana. Noor Laila selaku juru bicara fraksi Gerindra mengatakan, bahwa revitalisasi harus segera dilakukan, sebab jaringan pipa tersebut merupakan peninggalan Belanda yang sudah tua.
Biaya yang Sangat Mahal Mengakibatkan Revitalisasi Tertunda
Fraksi Gerindra yang terus melakukan penekanan terhadap revitalisasi jaringan pipa air, dalam sidang paripurna di DPRD mendapat respon positif dari Pak Safin. Fraksi Gerindra menuturkan, jaringan pipa yang sudah terlalu tua akan mengakibatkan penurunan layanan kepada masyarakat. Terjadinya sumbatan atau debit air menurun, perlahan-lahan akan terjadi jika tidak segera diatasi.
Selain itu, fraksi Gerindra juga menuturkan bahwa PDAM Pati harus mengevaluasi harga jual ke masyarakat, yang menggunakan air lebih dari 20 meter kubik. Menurut mereka, harga jual tersebut harus diturunkan. Menanggapi pernyataan tersebut, Pak Safin mengatakan bahwa tarif PDAM sejak 2014 hingga sekarang, belum pernah mengalami penyesuaian harga jual konsumen.
Pak Safin menuturkan “tarif tersebut sudah terhitung sangat murah, karena harga jual air per meter kubik masih berada di bawah tarif full cost recovery,” ujarnya sambil membacakan dokumen jawaban terhadap pandangan umum fraksi kepada Bupati. Jika tarif dipaksa untuk diturunkan, harus ada subsidi dari pemerintah untuk menutupi biaya PDAM.
Biaya revitalisasi memang termasuk harga yang fantastis, maka dari itu realisasinya pun memakan waktu yang cukup lama. Namun karena keyakinan dan kegigihan pemerintah setempat, kini pengajuan tersebut tinggal menunggu progressnya di tahun depan. Tidak perlu khawatir lagi mengenai jaringan pipa yang sudah tua.
Hubungi di bawah sini untuk cek Harga Pipa HDPE 2019.
Email :
mitratigaperkasa@gmail.com
sales@klikpipa.co.id
WhatsApp :
0812-1918-9447
0812-8308-8795
Baca Juga : Warga Kalideres Belum Mendapat Sambungan Pipa PAM Hingga Kini
1 Komentar